Terapi Stroke yang Dilakukan Untuk Perbaiki Sel Saraf

advertise here

Penyakit stroke hingga kini menjadi salah satu silent killer yang cukup diwaspadai. Hal ini lantaran karena stroke bisa menyebabkan seseorang meninggal diam-diam akibat kelumpuhan otak. Jikapun tidak sampai menyebabkan kematian, stroke pun tetap terbilang bahaya karena penderita bisa mengalami kecacatan atau tidak bisa menggerakkan beberapa bagian anggota tubuhnya dengan baik. Selain itu, juga bisa menyebabkan terjadinya komplikasi pada penderita, seperti gangguan daya ingat, gangguan psikologis, dll.

Penyakit stroke bisa terjadi ketika jaringan otak tidak berfungsi dengan baik dan aliran darah maupun oksigen yang masuk ke dalamnya kurang. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang beresiko mengalami stroke, antara lain:

1. Tekanan darah tinggi.
2. Kebiasaan merokok.
3. Menderita penyakit jantung.
4. Faktor genetik.
5. Kelebihan berat badan (obesitas).
6. Kolesterol tinggi yang tidak terkontrol.
7. Menderita diabetes.
8. Faktor usia.
9. Faktor jenis kelamin.

Untuk resiko seseorang terkena stroke lantaran faktor usia, umumnya lebih sering terjadi pada mereka yang sudah berusia lanjut di atas 55 tahun. Sedangkan untuk faktor jenis kelamin atau gender, penyakit ini lebih rentan terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Namun demikian, bukan berarti bagi para wanita terbebas dari kemungkinan menderita penyakit berbahaya ini. Karena nyatanya penyakit ini tidak pandang bulu dan bisa menyerang siapa saja.

Saat seseorang mengalami stroke, sel-sel pada otak termasuk sel saraf akan berpotensi mengalami banyak kerusakan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi pada penderita, seperti gangguan daya ingat dan gangguan otot yang menyebabkan berkurangnya kemampuan menggerakkan anggota tubuh. Pasca stroke, penting bagi penderita untuk segera melakukan perawatan. Karena semakin cepat dilakukan perawatan, peluang bagian otak yang bisa diselamatkan pun akan lebih besar. Terlebih jika mengingat belum ada perawatan medis yang bisa membantu memperbaiki kerusakan otak akibat stroke.

Salah satu perawatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan gerakan terapi stroke. Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan kualitas hidup penderita stroke yang biasanya menurun sejak mengalami sakit. Gerakan terapi stroke akan membantu mencegah kerusakan sel saraf yang menjadi penyebab kerusakan otak yang lebih parah. Dengan perawatan ini, nantinya bisa meningkatkan kemampuan motorik penderita stroke.

Ada berbagai jenis gerakan stroke yang bisa dilakukan. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar bisa menentukan jenis terapi yang tepat. Karena pada masing-masing penderita stroke pastinya menderita kerusakan yang berbeda-beda pada anggota tubuhnya. Ada beberapa pilihan jenis fisioterapi bagi penderita stroke, antara lain:

1. Terapi fisik.
Terapi fisik yang diberikan bagi penderita stroke, meliputi:

Latihan kemampuan motorik.
Latihan menggerakkan tubuh.
Terapi paksaan.
Terapi rentang gerak.

2. Terapi kognitif dan emosional.
Untuk terapi jenis ini, ada beberapa jenis latihan yang bisa dilakukan, antara lain:

Perbaikan kelainan kognitif.
Perbaikan komunikasi.
Latihan dan evaluasi psikologis.
Pemberian obat-obatan tertentu.

Dari terapi stroke untuk perbaikan sel saraf yang telah dilakukan, hasil yang didapatkan antara penderita stroke yang satu dengan yang lainnya bisa berbeda-beda. Hal ini tergantung dari berbagai faktor yang melatarbelakangi, seperti:

Tingkat keparahan cedera otak yang dialami.
Motivasi dari penderita stroke untuk sembuh.
Dukungan keluarga dari penderita stroke.
Waktu dimulainya terapi stroke, dimana semakin segera dilakukan terapi setelah terkena serangan stroke akan jauh lebih memberikan hasil yang maksimal dibandingkan dengan mereka yang menunda-nundanya.

Sumber tulisan:
- aingindra.co.id