Anak merupakan anugerah yang dipercayakan kepada setiap pasangan yang menikah. Sifat dan sikap anak pun mulai dibentuk dari kebiasaan ia melihat orangtuanya serta bagai mana orang tuanya mengajarkan perilaku yang baik terhadap anaknya. Pola asuh orangtua pun selalu menjadi hal utama dalam pementukan kepribadian serta kecerdasan pada anak. Sehingga komponen pola asuh menjadi pendukung dalam perkembangan kemampuan anak dalam kehidupan sosal hingga akademis adalah interaksi yang intens antara anak dan orangtua.
Pakar pendidikan Najelaa Shihab mengatakan, orangtua perlu mengajak anak berkomunikasi sesering mungkin, bahkan sejak masa bayi. Menurut Najelaa, bila si buah hati hingga kurun usia tiga tahun tak sering diajak bicara--maka dia akan kehilangan tiga juta kosa kata. "Termasuk ketinggalan kemampuan memahami, membaca, dan akademis," kata Najelaa dalam acara yang digelar kosmetik Wardah, di Jakarta, Rabu (20/12/2017).
Terkait pemahaman itu, Najelaa mendorong peran keluarga dalam hal ini orangtua dalam membentuk karakter serta kemampuan anak. Terlebih, dalam misi untuk menciptakan anak bahagia, mandiri, dan cerdas. Dalam semangat membantu mengoptimalkan peran keluarga terhadap anak, Najelaa menganjurkan agar orangtua terus belajar perihal pola asuh. Termasuk, bagaimana cara berinteraksi yang baik dan benar. Interaksi dalam pola asuh yang salah, seperti marah, kecurigaan, dan bentuk-bentuk lain yang dianggap tak mendukung perkembangan anak, mutlak harus ditinggalkan. "Kalau tidak belajar, maka tidak akan ada perubahan (pola asuh) yang baik," kata dia.